Bagi kamu penggila petualangan coba rasakan serunya perjalanan menuju Air Terjun Lubuk Nginiu yang berlokasi di Desa Merangin, Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Jangan lupa memastikan sepeda motor kamu dalam kondisi yang benar-benar prima. Karena trek yang dilalui cukup untuk menantang adrenalin kamu. Perjalanan akan lebih mudah dilalui jika menggunakan sepeda motor model Tracker. Tapi tidak perlu khawatir jika tidak memilikinya, matic pun bisa sampai ke lokasi asal sebelum pergi dicek sedemikian rupa agar tidak macet di jalan nantinya.
Aku dan Een pergi menggunakan scoopy, ya mau bagaimana lagi? Hanya itu kendaraan yang kami punya. Bersusah payah kami melewatkanya di jalan yang becek dan licin akibat turun hujan, bukan kami yang naik motor tapi Een sendiri. Karena jalannya susah tentu saja aku harus turun. Beruntung Een sangat lihai mengendarai motor meski berkali-kali aku membantu mendorong dan mengangkat ketika ban terjebak di lumpur.
Dari kota Pekanbaru perjalanan tidak memakan waktu yang cukup lama, hanya sekitar dua setengah jam melewati jalan raya Rimbo Panjang. Kami mempercayakan peta online untuk menuntun hingga lokasi tujuan, tapi tentu saja kami tidak percaya 100 %. Ketika peta menunjukkan arah berbelok untungnya kami menanyakan arah kepada penduduk setempat. Peta mengarahkan untuk berbelok ke kanan, sedangkan ketika bertanya ke penduduk sekitar mereka mengatakan untuk berbelok ke kiri. Dan benar saja, belok kiri adalah rutenya.
Air Terjun Lubuk Nginiu berasal dari bahasa Ocu, Lubuok yang artinya lubuk atau ceruk terdalam sungai. Sedangkan Nginiu yang juga bahasa Ocu berarti dalam dan seram. Lubuk Nginiu berarti lubuk yang dalam dan seram atau menakutkan. Kendati demikian, lubuk ini tak seseram namanya, belum begitu banyak orang yang mengetahui keberadaan air terjun ini. Karena itulah akses jalan ke sana kurang mendapat perhatian, bahkan tidak ada papan penunjuk jalan yang menandakan lokasi Lubuk Nginiu serta untu masuk pengunjung tidak dipungut biaya apapun.
Tapi karena itu pula lah, Lubuk Nginiu sangat cocok untuk pencinta olahraga yang menantang adrenalin. Ketika memasuki desa jalanan dimulai dengan aspal mulus, disambung dengan jalan tanah kuning yang menurun dan menanjak, hingga melewati sebuah jembatan.
Level perjalanan naik ke level yang lebih tinggi, masih dengan tanah kuning yang tidak rata dan licin ketika hujan hingga melewati sebuah sungai selebar tiga meter dengan ketinggian air mencapai di atas mata kaki orang dewasa.
Sempat ragu apakah kami harus melewati sungai ini atau tidak, tidak ada satupun manusia selain kami kala itu. Mau bertanya dengan rumput yang bergoyang pun pasti sia-sia. Setelah berpikir dan menimbang, aku coba melewati sungai dengan berjalan kaki memastikan apakah motor kami bisa melewatinya. Benar saja, sampai diseberang sungai terdapat jalan dengan jejak ban sepeda motor. Akupun meyakinkan Een untuk melewatinya.
Setelah melewati sungai jalanan semakin menyempit dan lebih menantang, sesekali beberapa ekor kambing melintas di jalan. Suara-suara alam menambah seru perjalanan menuju Lubuk Nginiu, hingga gemericik air yang jatuh dari ketinggian empat meter terdengar sayup-sayup dari kejauhan.
Selanjutnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, Een sudah tidak sanggup membawa matic nya lebih jauh lagi. Dan ternyata jalan susah yang Een takutkan ini adalah jalan susah terakhir menuju Lubuk Nginiu.
Lubuk Nginiu memang terkenal dengan kesederhanaannya, memiliki lebar sekitar 10 meter dengan kedalaman terdalam tiga meter. Di sisi kiri kanannya terdapat batu-batu besar berwarna hitam kecoklatan yang licin kala terkena hujan. Pengunjung bisa dengan mudah memanjat untuk sampai ke atas dan terjun ke lubuk. Air yang jernih dan menyegarkan akan membayar lunas keletihan sepanjang perjalanan.
Tak hanya itu nuansa hutan yang asri dengan pohon-pohon besar benar-benar cocok untuk sejenak melepaskan diri dari hiruk pikuk perkotaan, apalagi terdapat area yang cukup luas dan memungkinkan camping dan memasang hammock di sekitar lokasi air terjun.
Aku mengambil kamera dan mengabadikan moment dengan kameraku yang tak seberapa. Sedangkan Een langsung terjun ke Lubuk Nginiu menikmati airnya yang dingin dan melepas lelah. ketika tiba hanya ada empat orang yang sedang nge camp di sekitar lokasi. Padahal hari itu hari minggu, tapi datang ke sini seperti datang ke air terjun pribadi, karena yang main air hanya kami. Mungkin mereka sudah puas bermain air sebelum kami tiba.
Datanglah dan buktikan sendiri.
Kalo ga salah ini pernah jadi syuting MTMA bukan
ReplyDeletebukan, yang mtma ke riau kemarin di air terjun Aek Matua.
DeleteHebat loh mba....menjelajah ke tempat2 gini pakai motor....salut saya Mba hehehehehe
ReplyDeletemakasih mas. sesekali hehehe selagi masih bisa ditempuh pke motor
Deletewihhh hebat banget mbaknya btw disana ada wisata kuliner makanan yang gituu ndak yaa
ReplyDelete