Komik Riau X DAP |
Sebagai agenda bulanan komunitas Komik Riau, gathering menjadi wadah bagi anggota
Komik Riau untuk mengenal lebih dekat rekan sehobi dan seperjuangan di bidang
ngomik. Menggali ilmu-ilmu baru dari para mastah yang sudah bercokol lama di
dunia perkomikan.
Gathering kali
ini, Komik Riau menggandeng komunitas Doodle Art Pekanbaru (DAP) untuk saling
berbagi ilmu dan pengetahuan. Nah dari Komik Riau sendiri Farhan Ammar, komikus
Sikacamatagila mengisi materi tentang komik, sedangkan dari DAP, Fadhil author
Karya Receh turut berbagi ilmu terkait doodling.
Acara yang digelar di One Refinery ini dimulai pukul 14.00
lewat sedikit, sembari menunggu kawan-kawan yang lain datang kami duduk di
bawah pohon mangga yang cukup rindang. Memesan minuman yang ditulis diplakat
kaca yang membuat kami berpose ala-ala pemateri setelah menerima penghargaan. Setelah
peserta baik dari Komik Riau dan DAP datang kami pindah di dalam ruangan agar
mendapat posisi wenak alias PW.
Tak kenal maka tak
sayang, masih pepatah lama yang mengatakannya. Kalau pepatah baru pasti
ditambahi kalau sudah kenal kapan
sayang-sayangan? Dibuka oleh Bang Dhan dari Komik Riau kemudian
memperkenalkan semua anggota Komik Riau, kemudian disusul oleh Fadhil dari DAP
untuk memperkenalkan rekan sejawatnya. Tak lupa saling menuliskan akun
Instagram di secarik kertas lalu saling mem follow agar follower bertambah.
Layar proyektor berwarna putih telah diturunkan, Farhan pun
siap dengan laptop miliknya untuk menyampaikan materi. Memperkenalkan apa itu
komik strip, jenis-jenis komik, merancang ide dan karakter hingga proses
pembuatannya.
Farhan Ammar a.k.a Sikacamatagila |
Komik strip sendiri adalah komik pendek yang umunya terdiri
dari dua hingga enam panel. Tujuannya tentu saja untuk menghibur. Jika dulu
komik strip banyak dimuat di surat kabar, seiring perkembangan teknologi dan
sosial media yang kian menjamur maka sedikit demi sedikit komikus-komikusnya
menggunakan sosial media tersebut sebagai base karya-karyanya seperti Intagram,
Facebook, Twitter dan lainnya.
Teknik pembuatan komik strip bisa manual alias tradisional
atau bisa dikatakan digambar secara langsung dengan alat gambar yang digambar
dengan tangan. Selain itu komikus saat ini juga banyak menggunakan media
digital dalam prosesnya, banyak aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan dalam
dunia komik strip. Kalau aku pribadi menggunakan Macromedia Freehand, sedangkan
Farhan pakai Corel Draw, kalau yang lain banyak pakai aplikasi yang susah aku
mengingat namanya.
Menurut Farhan langkah-langkah membuat komik strip dimulai
dengan menyusun cerita dilanjutkan dengan melakukan riset, lalu deskripsi
panel. Kemudian mulai membuat sketsa dan scan
lalu digambar ulang di Komputer. Nah finishing
nya dipublikasikan di sosial media.
Ada banyak genre
atau jenis-jenis komikstrip. Jika kamu sering membaca komik di webtoon atau
aplikasi lainnya kamu pasti akan familiar dengan genre seperti Slice of Life,
Horror, Romance, Old School hingga yang Absurd sekalipun.
Nah itu dia seputar komik strip yang dijelaskan sama Farhan.
Tentang doodle dijelaskan oleh
Fadhil. Doodle sendiri artinya adalah coretan bebas. Kalau menurutku doodle itu
bentuk sebuah gambar yang memuat banyak karakter di dalamnya, serta tidak
meninggalkan celah. Itu sih menurutku.
Fadhil Ansanov a.k.a Karyareceh |
Fadhil menjelaskan kalau menurut Lei Melendres, Doodle art terbagi menjadi tiga, yaitu Unplanned Doodle yaitu teknik menggambar
doodle dengan cara spontan tanpa
sketsa. Yang ke-dua Semi Unplanned Doodle adalah menggambar doodle dengan spontan/langsung tanpa menggunakan sketsa. Terakhir Planned Doodle yaitu teknik menggambar doodle dengan membuat sketsa agar
hasilnya lebih terkonsep dan rapi.
Bagian-bagian doodle
terdiri dari gambar utama, aku lupa nama yang Fadhil sebutkan jadi sebut saja
gambar utama, kemudian ikon-ikon atau karakter, lalu figuran. Gambar utama
sendiri merupakan fokus dari doodle,
sesuatu yang ingin ditonjolkan dari sebuah gambar. Karakter biasanya berupa
bentuk-bentuk yang mewakili suatu ekspresi “Kalau yang sederhana bisa buar
bulat-bulat kasih ekspresi senyum atau yang lain,” jelas Fadhil. Sedangkan Figuran
untuk mengisi ruang-ruang kosong antara karakter dan gambar utama, jadi
kesannya biar penuh seperti awan-awan, polkadot, daun-daun, dan coretan-coretan
lainnya.
Fadhil juga banyak menjelaskan terkait Lettering, font-font yang digunakan serta perbedaannya dengan
doodle. Aku kurang paham sehingga tak bisa menuliskannya lebih jauh lagi. Sapurane yo.
Seperti biasa, usai materi diberikan, disusul dengan tanya
jawab, lalu menggambar bareng. Ini bagian yang paling seru. Peserta dibagi
menjadi dua kelompok, kelompok DAP dan kelompok Komik Riau, tentu saja kan
memang hanya itu pesertanya. Kemudian tiap peserta menggambarkan sketsa awal
lalu dilanjutkan dengan pasangannya masing-masing, contohnya di Komik Riau aku
mendapat nomor 3 maka aku menggambar sketsa, nantinya sketsa itu akan
dilanjutkan dengan peserta nomor 3 dari DAP (nomornya harus sama, karena
pasangan). Aku menggambar sketsa berbentuk tanda tanya sedangkan pasanganku
membuat sketsa berbentuk huruf V yang di atasnya ada gamar U terbalik. Kami saling
melanjutkan hingga terbentuk gambar yang sempurna.
Di penghujung pertemuan, hal yang tak bisa ditinggalkan
tentu saja berfoto dan mengabadikan momen dengan kamera, boomerang sebagai
tanda bahwa kita pernah berada di tempat yang sama, berbagi cerita dan membuat
kenangan. Cekrek…
Satu lagi, gathering ini aku membawa banyak stiker-stiker
lucu dari teman-teman DAP dan tentu saja laptop ku langsung penuh dengan stiker-stiker. Nyesel deh yang gak datang.
bagi-bagi stiker |
0 komentar: