Menjadi guru magang atau guru Program Pengalaman Lapangan
sudah pasti ada suka dukanya. Baik itu datang dari diri sendiri, murid, guru,
kepsek bahkan tukang parkir sekalipun. Berjuta kisah selama PPL yang bisa
diceritakan dan ditertawakan, kebiasaan-kebiasaan guru, kebiasaan siswa, hingga
hafal jadwal kepsek dan pamong. Menjadi guru PPL bukanlah hal yang mudah dimana
mahasiswa harus menerapkan teori yang sudah dipelajari di bangku kuliah yang
dalam praktiknya sangat berbeda dari yang dipelajari. Seperti jika dibangku
kuliah praktiknya adalah mahasiswa makan menjadi guru PPL siswa yang nyata yang
dihadapi, bagaimana tingkah polah mereka di kelas, kenakalan mereka, kelucuan
dan keluguan mereka bahkan betapa menyebalkan mereka kadang-kadang.
Grogi
Siapa sih yang gak grogi untuk pertama kalinya mengajar
siswa. Biasanya yang diajar mahasiswa temen-temen sendiri, pasti rasanya
berbeda. Berbagai pertanyaan seperti selalu terlintas di kepala sebelum PPL
berlangsung. Gimana ya murid-muridnya? Nakal gak sih? Gimana kalau siswanya
lebih pintar dari pada gurunya? Gimana kalau dikerjain sama siswanya?. Itu dia
spekulasi-spekulasi yang muncul kala hendak melaksanakan PPL.
Datang ke Sekolah
Setiap Hari
Ada atau tidak ada jam mengajar, guru PPL harus siap siaga
berada di sekolah dari bel jam tujuh hingga lonceng pulang berdenting. Selalu
siap menggantikan guru mata pelajaran apapun jika guru aslinya sedang
berhalangan, meskipun mata pelajaran yang tidak diampunya sama sekali. Kadang
dalam sehari kerjanya cuma bersih-bersih, duduk-duduk, dan tersenyum manis. Aku dapat jam pagi setiap hari, dari jam 7 sampai jam 8.20, sisanya yaaa.....
Kucing-kucingan
dengan Kepala Sekolah
Nah kalau lagi tidak ada jam mengajar pagi, biasanya paling
malas datang ke sekolah apalagi jam tujuh. Minggu pertama pasti rajin ke
sekolah biar dapat nama di hadapan guru-guru dan kepsek. Kalau sudah hapal
jadwal kepsek pasti mulai berani datang telat. Udah diperhitungkan
matang-matang lewat mana masuk sekolah kalau telat, jam berapa kepsek tidak stand by di depan gerbang dan kapan
kepsek tidak hadir. Selain itu pulang sebelum jam pulang, ini pasti ada yang
jago dalam hal satu ini, aturan pulang jam empat tapi jam dua udah menghilang
dari haribaannya. Agung dan Ujang paling jago dalam hal ini, selalu ada alasan dia datang terlambat, yang motornya rusak lah, bannya bocor lah, perbaiki apalah, kucingnya melahirkan lah. Kalau yang sering kabur ya si Een.
Dimarahin
Tentu iya dimarahin, apalagi kalau kucing-kucingan dengan
kepala sekolah dan ketahuan, sering hilang pas dicari, ngerjain tugas dan nggak
beres. Aku sendiri sering datang telat, pernah suatu ketika aku datang telat dan terciduk sama kepala sekolah, habis aku kena ceramah tujuh menit alias kultum. "Kalau guru saja datangnya telat, gimana siswany?" kata kepsek.
Kurang dihargai
Pertama karena status yang masih PPL alias magang. Selain itu
ketika memperkenalkan diri sebagai guru
PPL yang biasanya memiliki bentuk wajah gak beda jauh sama siswanya apalagi
yang ngajarnya di tingkat atas alias Sekolah Menengah Atas (SMA) untungnya aku di MTs. Siswa biasanya
kurang menghargai guru yang terlihat sebaya dengan mereka. Selain itu biasanya
mereka tahu kalau guru PPL itu tidak mudah marah dan mempunyai tingkat
kesabaran setingkat provinsi. Mereka merasa leluasa melakukan hal apapun yang
mereka sukai, seperi ribut di kelas, main saat belajar dan sebagainya. Bukan main habis suara mengajar di kelas, apalagi yang belakang ribut, belum lagi kalau menggantikan guru di kelas lain, kelas VIII atau kelas IX.
Takut Memarahi Siswa
Sebagai newbie di
dunia mengajar sudah menjadi naluri calon guru untuk bisa disayang siswa dan
menjadi tempat cerita siswa, karena katanya
guru yang baik adalah guru yang bisa dijadikan tempat curhat siswa. Oleh karena
itu kalau memarahi siswa yang nakal dan kurang ajar, kebanyakan guru PPL
sedikit segan karena takut dimusuhi dan menjadi bahan omongan siswa. “Barulah
jadi guru PPL udah sok-sok an,” barangkali ini yang ditakutkan guru PPL.
Selalu Siap disuruh
Apapun
Kalau masalah ini jangan ditanya lagi, bersih-bersih udah
jadi kebiasaan, kadang tampil necis
ala guru ke sekolah dan tiba di sana pegang sapu atau nyuci piring. Tak pernah
bilang tidak jika disuruh, angkut meja, ngepel lantai, belanja keperluan
sekolah, mencabut rumput, selalu berkata Iya. Sedikit kesal kalau ada tamu yang datang, otomatis persiapan menyambut tamu harus ekstra makanya bersih-bersihnya ekstra juga.
Dapat Makan Gratis
Ini jika ada acara yang diadakan sekolah, seperti kegiatan
malam bina iman taqwa, ada tamu, menyediakan makanan biasanya gak pernah habis
jadi guru PPL juga dapat jatah makanan. Kadang ada guru yang sedang dapat
rezeki dan kami dibelikan makanan untuk cemilan, ada yang bawa buah dan
lain-lain. Kalau di tempat ku PPL sering ada tamu dari sekolah lain, maklumlah bisa dibilang sekolah kami sekolah percontohan, jadi tiap ada tamu selalu ada rezeki buat kami dalam hal makanan. Pas perpisahan kami diundang kepsek ke kediamannya, alhamdulillah dapat makan gratis lagi.
Digodain
Kalau yang ini sudah pasti semua guru PPL pernah
merasakannya, seperti yang dibilang sebelumnya, melihat paras yang muda dan
terlihat sebaya membuat guru PPL menjadi teman baik mereka. Kadang malah sampai
digodain apalagi yang cantik atau ganteng. Buk, mau nggak jadi pacar saya? Ibu
mau nggak nunggu saya? Buk panggilnya kakak aja ya?
Disayang Siswa
Karena tingkat kesabaran tinggi yang dimiliki guru PPL tentu
saja membuat siswa merasa dekat dan dilindungi dari guru-guru killer, tempat
cerita, kawan dan kakak yang bisa diajak curhat. Tiap ketemu selalu salam cium
tangan, gak cukup sekali berkali-kali dalam satu waktu, beda banget kalau di
dalam kelas yang ributnya kayak pasar pagi. Belum lagi kalau sudah mau
perpisahan pasti dibilangnya untuk ngajar selamanya di kelas mereka, tidak
boleh pergi dan sedih-sedihan pas mau pisah. Kemudian jika sudah lama selesai
dan tiba-tiba muncul karena ada urusan pasti langsung didatangin dan disalamin.
Itu beberapa suka duka menjadi guru PPL, tapi semua itu
tentu saja memberikan pengalaman yang tidak bisa dinilai dengan uang,
pengalaman nyata kala pertama kalinya mendapat murid pertama di dunia
pendidikan yang sesungguhnya. Ada rasa senang, sedih, dan rindu ketika
mengingatnya.
PPL 2017 MTs Muhammadiyah Squad
Agung Yusup
Satya Nugroho a.k.a Ujang
Sentika Frianti
Aminah
Endang Sulastri
Putri Febrina Wulansuci
Sutri Purwasih
Isnayati
Mujawaroh Annafi
Wulan Handayani
Novita
0 komentar: