Tau apa itu mendongeng kawan? Barangkali ibu mu pernah
menceritakan suatu kisah menjelang tidur ketika kecil, tapi tidak dengan ibuku.
Rasanya ibuku lebih suka menyanyikan lagu salawat ketika menidurkanku.
Tapi tak apa lah kawan, yang jelas mendongeng itu bercerita.
Menceritakan kembali isi sebuah buku. Jika buku bercerita dengan diamnya, maka
mendongeng adalah bercerita dengan menggunakan mulut, suara, bahkan gestur
tubuh.
Suatu hari aku mengunjungi perpustakaan nan megah di tanah
melayu. Perpustakaan Soeman HS. kulihat, seorang pria berusia 30 tahun tahun,
memakai baju putih celana hitam, tengah memperagakan tokoh binatang di sebuah
panggung kecil di lantai satu pustaka. Boneka kecil di tangan kanannya, dengan
suara berat ia memperagakan suara harimau yang kemudian disambut gelak tawa
anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) yang duduk bersila di hadapannya.
Pria itu adalah Afrizon Effendi, seorang pendongeng di
Perpustakaan Soeman HS. Pria alumni Universitas Lancang Kuning ini mengaku
sudah menjadi makanan sehari-harinya dalam mendongeng. Dalam satu hari ia bisa
mendongeng dua hingga tiga kali.
Rasaku itu bukan hal yang mudah, jika satu kali mendongeng
saja Kak Ifen butuh waktu 30 menit, bagaimana jika dua hingga tiga kali. Pasti
harus punya stok suara yang banyak. Belum lagi berakting di depan, berganti-ganti
dari tokoh satu ke tokoh lainnya. Kak Ifen juga berkata kadang kalau sedang
ramai-ramainya, dalam satu hari bisa sampai tujuh atau delapan kali. Apa nggak
mabuk itu?
Untuk menarik perhatian anak-anak sebagai audiensnya, Kak
Ifen mengatakan padaku jika harus menguasai berbagai trik-trik dalam
mendongeng. Salah satu caranya adalah menggunakan media, mengubah-ubah suara di
setiap karakter yang berbeda, gestur tubuh yang sesuai dengan tokoh, serta
penghayatan.
“Yang paling penting itu penghayatan ya, kadang kita harus
bertingkah seperti monyet, harimau. Suara kita juga harus berbeda untuk tokoh
yang berbeda, biar anak-anak mudah memahami tokoh-tokoh yang sedang
diceritakan,” tutur Kak Ifen.
Jika ingin belajar mendongeng, Kak Ifen mengatakan bahwa
seorang pendongeng harus lebih aktif dari pada anak-anak yang sedang
didongengkan. Menurutnya, jika pendongeng harus membuat audiens fokus menonton
pendongeng, bukan sebaliknya.
Selain itu, menjadi seorang pendongeng juga harus berani dan
mengesampingkan rasa malu. Bertingkah seperti binatang adalah hal yang biasa.
Memakai media juga jalan yang bagus untuk mendapatkan respons anak-anak. Ia
juga tidak menampik jika pada mulanya ia sempat merasa malu ketika memulai. Sepertinya
jadi pendongeng sama sulitnya jadi artis. Tapi keren juga, jadi artis idola
anak-anak.
“Ketika kita kuasai panggung, anak-anak mengikuti kita,
setiap pendongeng punya cara tersendiri, kalau saya tadi pakai boneka tangan
yang bisa mencuri perhatian anak-anak. Suara itu sangat berpengaruh. Bergaya
kaya monyet itu adalah hal biasa,
pendongeng gak boleh malu, kalau malu bukan
pendongeng namanya. Kalau masih belajar dulu, ada rasa malu-malu kalau sudah
terbiasa ya biasa aja.
Program mendongeng adalah program dari Perpustakaan Soeman
HS yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak-anak melalui story
telling. Menurut Kak Ifen, dengan mendongeng maka menghipnotis anak-anak
untuk diarahkan agar gemar dalam membaca. Kalau bisa menghipnotis kamu, mau dong
aku belajar mendongeng dengan serius. hahahaha
Kegiatan mendongeng di perpustakaan sendiri selalu
berlangsung setiap harinya, pada hari Kamis menjadi Hari Mendongeng, karena
saat hari itu kunjungan ke perpustakaan ini mengalami peningkatan yang
signifikan. “Sebenarnya di sini tiap hari ada mendongeng, entah kenapa paling ramai
itu hari Kamis, makanya dibuatlah hari Kamis itu Hari Mendongeng,” kata Kak
Ifen lagi.
Kak Ifen berharap dengan adanya program mendongeng, dapat
meningkatkan kunjungan ke perpustakaan dan meningkatkan minat baca bagi anak
usia dini. “semoga anak-anak ini menjadi generasi harapan bangsa,” katanya.
Di Perpustakaan Soeman HS sendiri ada dua orang pendongeng
termasuk Kak Ifen. Cerita-cerita yang didongengkan kebanyakan cerita tentang
binatang atau fabel. Kak Ifen sendiri menganggap pekerjaannya sebagai mendongeng
adalah tugas yang menjadi kebiasaan sekaligus hobi. Kalau aku mendongeng lewat
tulisan aja.
0 komentar: