Beberapa minggu lalu aku mengunjungi sebuah komunitas yang sangat menarik perhatianku. Animation Research Team, dari namanya saja pasti semua akan menduga jika ini adalah komunitas tentang animasi. Yup benar sekali 100% tidak salah. Komunitas ini erat kaitannya dengan animasi.
Animasi yang seperti apa? Animasi empat dimensi alias 4D. Wah seperti apa sih animasi 4D itu. Biasanya kita sering melihat animasi 3D dan 2D, seperti yang ada di anime-anime jepang atau korea, ada juga Upin Ipin dari Malaysia dan Adit dan Sopo Jarwo dari Indonesia.
Animasi 4D ini dikembangkan oleh mahasiswa Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau lo. Siapa bilang jadi anak Matematika itu tidak asik. Buktinya anak Matematika juga belajar animasi yang sangat dekat hubungannya dengan cartesian.
Yang lebih kerennya lagi Animation Research Team ini mengembangkan animasi 4D dengan mengangkat budaya daerah Riau. Animation Research Team membawa kisah dari Kabupaten Siak yaitu Putri Kaca Mayang. Mengangkat cerita terkait asal-usul Kota Pekanbaru.
Animasi 4D dikembangkan menggunakan buku dan gawai. Dengan buku cerita dan mengarahkan kamera gawai di objek dalam buku cerita, maka muncul lah karakter dari cerita dalam buku yang bisa dilihat dari gawai. Selain itu karakter yang muncul juga bisa bergerak, berakting dan bercerita. Selain mengenalkan cerita rakyat, pendekatan seperti ini sangat baik untuk perkembangan anak-anak dan menjauhkannya dari pengaruh negatif internet dan game.
Aku sempat tertegun dan menggeleng ketika dosen pembimbing komunitas, Rahmat bertanya kepadaku. Tentang asal dan apakah aku tahu kisah Putri Kaca Mayang.
“Asal dari mana?” tanya Rahmat
“Indragiri Hilir, Riau,” jawabku.
“Tahu kisah Putri Kaca Mayang?”
Aku hanya menggeleng mendengar pertanyaannya. Ia bergumam dan menjelasakan betapa generasi saat ini tidak tahu menahu cerita rakyat yang berasal dari daerah sendiri. Rahmat juga tidak menampik jika anak-anak bimbingannya, awalnya sama tidak tahu denganku terkait kisah Putri Kaca Mayang.
Mendengar hal itu, aku melemparkan pertanyaan ke Mahasiswa Matematika anggota Komunitas ini. “Kalau Yaski dulu tau gak kisah Putri Kaca Mayang?” tanyaku dengan senyum picik.
Yaski menggeleng dan mengatakan jika ia awalnya sama sekali tidak tahu. Ia juga menjelaskan baru tahu ketika membuat animasi tersebut. Katanya sangat sedikit informasi di internet terkait Putri Kaca Mayang. Hal ini membuat ia dan tim datang langsung ke daerah cerita ini berasal, Siak.
“Di internet masih sangat minim informasinya. Ceritanya juga berbeda-beda. Makanya saya dan tim survei langsung ke Siak. Mendengar cerita dari orang-orang yang tinggal di Siak,” ujar Yaski.
Ini sedikit kubocorkan tentang kisah Putri Kaca Mayang:
Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Gasib yang dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Gasib. Raja memiliki seorang putri yang cantik jelita, tak lain tak bukan, dia lah Putri Kaca Mayang.
Kerajaan Gasib dikenal memiliki seorang panglima yang gagah berani lagi perkasa. Panglima Gimpam namanya. Keberadaan panglima membuat tak ada satu pun raja yang berani meminang sang Putri. Hingga akhirnya seorang Raja Aceh memberanikan diri untuk meminangnya.
Raja Aceh mengirim utusan untuk menyampaian lamarannya, namun ditolak oleh Raja Gasib dengan baik. Raja Gasib mengatakan jika Putri Kaca Mayang belum siap untuk menikah. Sang utusan pun pulang membawa kabar tersebut. Raja Aceh merasa terhina karena lamarannya ditolak dan bersiap untuk menyerang Kerajaan Gasib.
Mengetahui temperamen buruk Raja Aceh, Raja Gasib tak berdiam diri. Ia dan Panglima Gimbam mempersiapkan pasukan jika sewaktu-waktu Raja Aceh menyerang. Panglima memimpin penjagaan di Kuala Gasib. Sayangnya persiapan raja diketahui oleh mata-mata Raja Aceh.
Raja Aceh segera bertolak haluan untuk mencari jalan lain. Tak menemukannya ia menyiksa salah seorang Pemuda Gasib yang kebetulan ditemuinya agar mau menunjukkan jalan. Tak kuat menahan deraan siksaan Raja Gasib, akhirnya pemuda tersebut membuka mulut dan menunjukkan jalan ke Kerajaan Gasib dengan terpaksa.
Tiba di Kerajaan Gasib, Raja Aceh menyerang kampung dan penduduk di wilayah Kerajaan Gasib. Terlalu lambat untuk menyerang balik bagi Raja Gasib. Ketika Raja Aceh masuk ke Kerajaan Gasib, semua prajurit Gasib telah tewas di tangan prajurit Aceh yang bersenjatakan rencong. Tak dapat berbuat apa-apa dan Putri Kaca Mayang berhasil dibawa pergi ke Kerajaan Aceh.
Mendengar istana telah dikuasai prajurit Aceh membuat panglima Gimpam geram. Ia segera pulang ke Kerajaan Gasib dan bersumpah akan membalaskan dendam ke Raja Aceh. Berangkat lah ia ke Kerajaan Aceh untuk membawa kembali Putri Kaca Mayang. Sampai di sana ia dihadang dua ekor gajah yang telah disiapkan Raja Aceh untuk menghadang panglima. Dengan kesaktiannya Panglima Gimpam berhasil menjinakkan gajah dan menungganginya menuju Kerajaan Aceh.
Takjub dan takut akan kekuatan panglima, Raja Aceh menyerahkan Putri Kaca Mayang yang sedang sakit untuk dibawa pulang ke daerah asalnya. Di tengah perjalanan sang Putri tak sanggup menahan rasa sakitnya. Ia meminta maaf dan mengucapkan kata-kata terakhir sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Sedih akan kematian sang Putri, Raja Gasib memutuskan meningggakan istana dan tinggal di Gunung Ledang, Malaka. Sedangkan pemerintahan diberikan kepada Pannglima Gimpam. Merasa bersalah dan rasa kesetiaan yang besar, panglima pun meninggalkan Gasib dan membuka sebuah perkampungan bernama Pekanbaru.
Itulah kisah Putri Kaca Mayang dan pengalamanku ketika bertemu dengan komunitas keren ini. Berbagi cerita rakyat dan aku juga ingin memperkenalkan kisah ini kepada orang lain termasuk pembaca di blogku yang tak seberapa ini.
Rahmat, Aku, Yaski |
0 komentar: