Wah, dimana lagi ini. Di suatu hari
yang panas aku mengunjungi sebuah perkebunan di kawasan Tenayan Raya Pekanbaru.
Jauh dekat lokasi itu relatif kan, ada yang bilang Tenayan Raya itu jauh. Itu juga
tidak salah, kalau dari Panam memang bisa dikatakan sangat jauh. Eitts tapi ini
masih di Pekanbaru loh, tepatnya di Jalan Seroja.
Pas pertama-tama aku ke Kebun Labu
Pekanbaru ini, aku tidak menyangka jika yang kukunjungi adalah kebun labu. Kenapa?
Karena aku datang di waktu yang tak tepat. Karena kebun labu ini baru saja
ditanam sehingga belum terlihat buahnya. Kata Mandar, sekitar tiga bulan lagi,
pemandangan seperempat hektar lahannya akan dipenuhi labu dan siap untuk
dipanen.
Di sana aku bertemu dengan pengusaha
labu dan petani labu, Mandar Putra dan Suradi. Suradi ini sebagai petani,
sedangkan Mandar di bagian pemasaran. Tak tanggung-tanggung, bisnis labu ini
bahkan sampai mancanegara.
Labu apa sih sebenarnya? Nama labunya
aja asing di telinga, ketika melihat di rumah Suradi, ada buah yang
bentuknya mirip kacang kulit dengan ukuran sebesar betis orang dewasa yang
gendut. Kalau diibaratkan dengan benda, lebih seperti gitar spanyol yang
aduhai.
Nah, buah itu lah yang disebut labu.
Awal mula aku membayangkan labu pada umumnya. Bentuknya bulat khas labu seperti
labu-labu pada kisah halloween, atau labu dalam dongeng cinderella. Ternyata bayanganku meleset jauh. Labu ini
namanya Hannah Butternut Pumpkin, seperti nama band bukan?
Pengepakan labu madu atau butternut pumpkin pekanbaru sebelum dikirim ke kota-kota lain |
Hahaha, jangan salah. Labu yang
dirawat di sini bukan sembarang labu. Bisa dikatakan labu mahal. Lebih dikenal
dengan nama labu madu. Harga per kilogramnya saja mencapai Rp 25 ribu. Sebuah labu
bisa mencapai lebih dari 2 kg.
Kata Mandar, bibit labu ini bibit
impor, satu butir bibitnya saja harga Rp 2.500 per butir. Dalam satu kantongnya
ada 100 butir bibit. Jadi silahkan kalikan sampai 100. Bisa dibayangkan kan
berapa harganya.
Kualitas dari buttenut pumkin alias
labu madu ini juga berbeda jauh dengan labu yang dijual di pasaran. Bagaimana tidak?
Harganya aja beda, apa lagi rasa. Kalau labu madu ini selain dari bentuk juga
teksturnya lebih halus dan rasanya lebih manis. Usai dari kebun lagu, aku
dikasih oleh-oleh sebuah labu dari Pak Mandar, katanya biar ngerasain hahaha.
Mandar bercerita jika ia hanya
iseng-iseng mencoba peruntungan dari buah
sayur berwarna oranye ini. untuk bertani
labu. Mulanya ia memulai usaha labu madu
ini bersama petani melon sejak 2015 lalu.
Ia melihat peluang besar dari bisnis labu ini karena dulunya ia juga
seorang petani melon. Pria beranak satu ini menyadari jika bertani melon bukan
lah hal yang gampang, melihat begitu banyak persaingan yang menyebabkan
pemasaran mendapati kesulitan. Belum lagi bertani melon memiliki resiko yang lebih
tinggi ketimbang bertani labu.
Mandar yang merupakan lulusan SMEA ini melihat Riau memiliki potensi tak
hanya sawit tetapi juga berpotensi untuk ditanami labu. Cuaca yang panas dan
iklim yang stabil menjadikan labu yang di tanam di daerah Riau sebagai produk
terbaik di antara kebun-kebun labu di kota lain. Jadi di balik panasnya Kota
Pekanbaru, ada hikmah tersendiri untuk perkebunan labu. Selain di Riau banyak
kebun-kebun labu yang juga merupakan anak usaha dari Mandar, Tetapi kualitas
labu terbaik masih dimiliki oleh labu dari Riau.
kendala utama dalam bertani labu adalah
perubahan iklim yang tak menentu. Selain itu tidak ada kendala yang berarti
karena harga labu relatif stabil. Putra menuturkan, ia
tak pernah mendapatkan pelatihan terkait pertanian. Ia hanya belajar ketika
masih di SMEA dulu, hobinya membaca buku sedikit banyak membantunya untuk
mengejar cita-cita. Jadi kalau mau sukses rajin-rajin baca buku yaaa...
Kata Mandar, permintaan labu madu tersebut
juga banyak dari luar negeri, seperti Singapura, Filipina, Brunai Darussalam
dan Korea. Hanya saja untuk ekspor ia masih terkendala dengan produksi. Jumlah labu yang didapat tak mencukupi untuk ekspor ke negara-negara
tersebut. Waah sayang sekali. Semoga kedepannya bisa sukes terus di bisnis
labu, jadi tanah Riau tak digenjot habis-habisan untuk minyak, tetapi juga
untuk bisnis lain seperti labu.
Wah, kayaknya enak banget, nih. Manis ya? Saya belum pernah makan labu yang kayak gini, nih.
ReplyDeleteManis mbak. Teksturnya beda dri yg labu biasa
DeleteCk
ReplyDeleteMaaf saya kesulitan untuk pejualan labu madu mohon infonya
ReplyDeleteTerimakasih sudah baca blog saya. Semoga bermanfaat. Untuk pertanyaan kkak mungkin bisa lbih ditanyakan ke ahlinya kk. Saya kasih sosmed yang punya kebun ya kk, jadi bisa lngsung dm ke sana. Sosmednya: IG : Alex munandar
DeleteMinta kontaknya . Untuk kerjasama , dari Siak Sri Indrapura Riau
ReplyDeleteTerimakasih sudah baca blog saya. Semoga bermanfaat. Saya kasih sosmed yang punya kebun ya kk, jadi bisa lngsung dm ke sana. Sosmednya: IG : Alex munandar
Deletesaya tertarik jadi mitra tani labu madu gimana caranya yaa ada no yg bisa di hubungikah
ReplyDelete