Mendengar kata khayangan, otakku langsung berputar dan
memikirkan bidadari-bidadari cantik yang tinggal di khayangan, kemudian turun
ke bumi untuk mandi di sebuah danau. Tak jauh dari sana seorang pemuda bernama
Jaka... tunggu dulu, ini bukan kisah Jaka Tarub.
Danau Khayangan ini berjarak sekitar 10 km dari pusat kota
Pekanbaru, berada di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai. Hanya perlu sekitar
30 menit dari pusat kota untuk sampai ke danau ini. Berbeda kalau dari Panam,
mungkin hampir satu jam.
Aku pergi ke Danau Khayangan sekitar pukul 15.00 WIB setelah
hujan rintik-rintik mengguyur Kota Pekanbaru. Menyusuri Jalan Sudirman,
jembatan Siak IV, Jalan sembilang, kemudian berbelok ke Jalan Pramuka.
Map yang dipakai Sofi mengarahkan kami ke jalan
tersebut. Entah apa yang merasuki gawainya, tiba-tiba map kehilangan arah dan
membuat kami kelimpungan hingga tersasar di jalan masuk menuju Danau Buatan.
Di situ kami bertanya dengan seorang ibu-ibu karcis di bawah
dua pohon besar yang rindang. Ibu itu sempat celingak-celinguk, ketika
Sofi menanyakan hal absurd. “Buk, bangku duduk dimana ya?”
Sontak ibu itu menanyakan kembali, bukankah semua bangku itu
duduk, tak lupa ia menanyakan lagi apakah ada bangku yang berdiri. Aku tertawa
terbahak-bahak sebelum meluruskan pertanyaan Sofi. “Maksudnya bangku atau kursi
pelangi bu,” kataku.
Ia memberitahu kami harus berputar arah dan kembali ke jalan
sebelumnya. Saat menemukan gerbang besar ia mengatakan harus berbelok ke sana.
Usai berbelok ke gerbang yang dimaksud ibu tadi. Seingatku,
tidak ada satu pun rumah yang kami lihat sepanjang perjalanan. Perbukitan di
sebelah kanan dan kiri kami. Cukup memanjakan mata, kulihat ada sejoli yang
sedang memadu kasih sambil menikmati pemandangan alam.
Jalanan aspal memudahkan kami mencapai lokasi. Meski pun di
beberapa titik terdapat genangan dan tanah kuning di tengah-tengah jalan aspal,
hal ini tidak mengganggu perjalanan. Hanya saja aku sedikit kesal karena aku
baru saja mencuci motor hari kemarin.
Hutan di kiri kanan terlihat hijau, tapi beberapa terlihat
muram dengan batang-batang menghitam tanpa daun di dahannya. Terlihat jelas
bekas kebakaran beberapa waktu lalu.
Danau Khayangan juga dikenal dengan sebutan Kursi Pelangi. Karena
di sana puluhan kursi-kursi panjang berwarna-warni dipasang menghadap langsung
ke danau. Saat pertama kali sampai, kami disambut dengan suara-suara monyet di
balik rimbun pepohonan tak jauh dari danau. Tidak ada satu orang pun di sana,
sunyi, sepi dan asri. Hingga seorang pemuda muncul dengan sepeda motornya.
Kursi Pelangi, Danau Khayangan, Pekanbaru |
Aku bersyukur ternyata ada orang yang bisa kutanya-tanya
terkait Danau Khayangan. Akan sangat sia-sia jika perjalananku ke sini tak
menjumpai siapa pun. Tak mungkin aku duduk di tepi danau bertanya kepada ikan,
atau duduk di tepi hutan menanyakan kabar pada siamang.
Pemuda itu memperkenalkan diri dengan nama Iskandar, ia
adalah penjaga Danau Khayangan tersebut. Menurutnya ada empat pumuda yang
berjaga secara bergantian.
Iskandar dan Sofi |
Kursi-kursi pelangi itu berwarna merah kuning dan hijau. Kursinya
tidak bisa dipindahhlkan karena dibaut dengan kuat. Di depan kursi tersebut
terdapat panggung yang tak terawat lagi. Bunga-bunga pun terlihat mekar dengan
indah meskipun tumbuh bersama rumput-rumput liar.
Jalan menuju danau telah dibuat dengan baik. Paving block
tertata rapi dan menghindarkan siapa pun dari beceknya tanah. Setelah aku turun
dan berkeliling di sekitar danau, rupanya Iskandar tidak sendirian. Ia sedang
memancing bersama salah satu temannya di pinggir danau.
Jalanan di pinggiran Danau Khayangan Pekanbaru |
Kawasan ini terlihat asri, bersih dan sepi. Di balik
tenangnya air Danau Khayangan, Iskandar menceritakan cerita-cerita mistis di
dalamnya. Seperti tentang penunggu danau yang gemar mencari tumbal.
Untuk itulah, pengunjung dilarang berenang atau bahkan
mendayung sampan. Kata Iskandar hal tersebut berbahaya terlebih bagi pendatang,
terutama laki-laki. menurut Iskandar, penunggu danau ini adalah wanita. Korban-korban
sebelumnya kebanyakan adalah pria.
“Udah sering makan korban, entah tenggelam atau ditarik ke
dalam. Semua korbannya laki-laki,” ungkap Iskandar.
Karena itu, ia rutin berjaga di sekitar Danau Khayangan
setiap hari. Agar jika ada pengujung yang datang tidak melakukan hal-hal yang
dilarang.
Kendati demikian, tempat ini banyak diminati wisatawan baik
untuk camping bersama keluarga, berkemah, memancing atau hal lainnya.
Iskandar dan temannya saat memancing di tepi Danau Khayangan |
Aku dan Sofi duduk-duduk di tepi danau sambil menikmati sore
dan melihat Iskandar dan temannya sedang memancing. Aku melihat seseorang
sedang lewat di danau dengan sampan kecil. “Bang itu bapaknya apa nggak bahaya
pakai sampan di danau ini,” tanyaku teringat dengan cerita mistis yang
disampaian Iskandar tadi.
Iskandar hanya menjawab, jika pria bersampan itu adalah
penduduk di sekitar Danau Khayangan. “Bapak itu orang sini,” pungkasnya.
Waktu terbaik untuk memancing atau menikmati keindahan danau
seluas 150 ha ini adalah pagi hari. Dimana teratai akan mekar dengan indahnya
Iskandar bercerita, wisata ini dibangun sejak 2008 lalu pada
masa pemerintahan Walikota Herman Abdullah. Pada masa itu banyak masyarakat
beramai-ramai datang mengunjungi danau khayangan. Seiring berjalannya waktu,
tempat ini tak banyak mengalami perkembangan dan hanya mengandalakan wisata
alam. Perlahan, Danau Khayangan mulai dilupakan.
Warga setempat tak menarik retribusi besar untuk pengunjung
yang datang. Hanya seikhlasnya sebagai ganti uang kebersihan. Jika ada yang
ingin berkemah Iskandar mengatakan harus izin terlebih dahulu kepada penjaga
atau masyarakat setempat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pergilah ke sini kawan, sesekali lihatlah alam yang ada di
sekitarmu. Jangan lupa, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Gobsmacked! Aku baru tau ada wisata alam di Pekanbaru selain alam mayang hehe. Kursi pelangi, asri, bisa buat camping atau mancing tapi gak jauh jauh dari mistis penunggu danau ya Kak.
ReplyDeleteSeandainya, pemda sedikit lebih care soal wisata alam begini, biar kita warga Pekanbaru gak kurang piknik hihi. Kan asyik klo Pekanbaru juga punya tempat piknik yg terawat dan dijaga. Gak perlu jauh jauh piknik ke negeri tetangga sekedar buat rerumputan. Hihi.
Nice info kak. Bakal mampir kesini dan lihat danau khayangan tempat para bidadari mandi #eh
sayang udah kurang terawat. padahal dulu sering ambil poto prewed disana
ReplyDelete5 tahun tinggal di Pekanbaru cuman lewat aja saya, mbak. hahaha sekali-sekali perlu dateng kesini mancing atau foto-foto
ReplyDeleteAku juga pernah main ke sini, kalau ga salah ada 2 tempat yaah.. Yang 1 nya lagi ada anjing aku smpt ketakutan huhu.. Padahal asri bgt kusukaaa..
ReplyDeleteUdah lama banget nib ga kesini, seru deh kalo bisa piknik disini kayanyaa 😍😍
ReplyDeletewah aku dulu kesini pas acara kelas inspirasi 2 tahun lalu. Jadi udah lama banget nggak kesana, jadi kangen huhu
ReplyDelete