Hutan Pinus Bukit Candika |
Kali ini aku mau berbagi pengalaman jalan-jalam di Hutan Pinus Bukit Candika, Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Maklum lah, semenjak wabah Covid-19 berlangsung, belum bisa main kemana-mana. Ya mau bagaimana lagi, demi selamatan diri sendiri, nusa, dan bangsa, selama 2020 harus memendam hasrat ingin jalan-jalan. Padahal sebenarnya nggak ada duit.
Bertepatan dengan pesta pernikahan salah satu teman di masa kuliah dulu, akhirnya aku dan temanku memutuskan untuk pergi dari Kota Pekanbaru ke Bangkinang yang jaraknya lumayan dekat, hanya berkisar 2 jam, tergantung kecepatan kendaraan.
Sekali mendayung, dua pulau terlampaui, kami pun memutuskan untuk berwisata ke salah satu lokasi hit di Bangkinang, yaitu Hutan Pinus Bukit Candika.
Awalnya kami berencana pergi ke pesta enam orang dengan tiga sepeda motor, namun karena suatu hal, keempat temanku mengurungkan niatnya. Hingga akhirnya tinggal aku dengan Kak Ika.
Lokasi pesta berada di Kampung Patin, Kabupaten Kampar. Kami merencanakan pergi pukul 09.00 WIB, termasuk waktu ngaret-nya. Dan benar saja, setelah diawali dengan mandi, sarapan, dan dandan, serta beli kado, kami benar-benar berangkat pukul 10.30 WIB.
Tiba di lokasi pesta Sella teman kami, pukul 12.30 WIB, dan cuss langsung mencari energi untuk isi perut. Maklumlah, meskipun duduk saja di atas sepeda motor, energi juga bisa terkuras.
Setelah makan, kenyang, kemudian kami berfoto dengan pengantin. Salat zuhur, dan duduk-duduk di musala yang tak jauh dari tempat pesta, menikmati lalu lalang orang-orang yang datang silih berganti, sambil memikirkan kapan akan duduk di singgasana raja dan ratu.
Pesta pernikahan Sella |
Mengingat waktu kami tidak banyak, dan mengejar waktu agar pulang tidak kemalaman, kami pun meninggalkan Kampung Patin sekitar pukul 14.30 WIB.
Agar tidak tersesat, dinyalakanlah aplikasi Map andalan, dan sepeda motor pun meluncur melewati jalanan aspal menuju Hutan Pinus, Bukit Candika, Langgini, Kecamatan Bangkinang. Alhamdulillah Map-nya tidak menyesatkan.
Hutan Pinus Bukit Candika
Hutan Pinus Bukit Candika |
Saat pertama kali sampai, sebelum masuk gerbang diwajibkan membayar biaya masuk, yaitu Rp5 ribu per orang, dan Rp5 ribu per motor sebagai biaya parkir. Karena kami berdua dengan satu motor, Maka kami membayar Rp15 ribu.
Setelah itu, kita dipersilahkan untuk masuk dan berfoto-foto sepuasnya.
Namanya bukit pinus, tentu saja banyak pohon-pohon pinus menjulang tinggi. Saat mengambil gambar, tidak ada yang menyangka kita berada di hutan yang ada di kota, atau bisa dibilang tak jauh dari kota.
Selain nuansa alami ala hutan-hutan seperti dalam jepretan fotografer, pengelola juga memberikan fasilitas-fasilitas yang membuat foto lebih estetik, seperti tempat duduk dari kayu, dan hammock. Sehingga selain berfoto, pengunjung juga dapat bersantai ala-ala di tengah hutan.
Hutan Pinus Bukit Candika |
Salah satu ciri khas yang selalu ada di lokasi wisata Indonesia (ya meski tidak semuanya) adalah hiasan bunga-bunga buatan berbentuk hati atau love. Entah mengapa, properti ini kerap ditemukan dimana-mana.
Bagi yang membawa pasangan, silahkan berfoto di properti love ini, bagi yang jomlo berfoto juga tidak ada yang melarang.
Aku menelusuri beberapa titik hutan pinus, sejauh mata memandang adalah pinus, dan rumput, serta manusia-manusia yang juga mengabadikan keindahan melalui lensa kamera.
Saranku bagi yang belum berkunjung ke sini, jangan lupa pakai krim anti nyamuk, karena nyamuk di Hutan Pinus Bukit Candika ini tidak bisa dibilang sedikit.
Jangan lupa bawa air minum, agar tidak dehidrasi saat haus, apalagi buat yang suka berjalan-jalan menyusuri bukit.
Bersama Kak Ika di Hutan Pinus Bukit Candika |
Aku datang di hari Selasa, bukan hari libur. Jadi saat itu aku tidak melihat ada pedagang berjualan di sana. Tapi tenang saja, pohon-pohon pinus membuat hutan ini menjadi teduh, sehingga tidak perlu khawatir kepanasan.
Kami menghabiskan waktu di Hutan Pinus Bukit Candika tidak lama, hanya sekitar 30 menit saja. Foto-foto, jalan-jalan, pulang.
Jangan lupa siapkan kamera terbaikmu, serta outfit yang mendukung, tidak disarankan memakai sandal atau sepatu tinggi, tapi jika sudah terbiasa ya gas saja lah.
Berpose di Hutan Pinus Bukit Candika |
Puas mengambil gambar, kami pun pulang ke Pekanbaru. Singgah sebentar ke Warung Sate Ocu Iman yang tak jauh dari Pekanbaru.
Mantap... Semakin bersih aja tempatnya
ReplyDelete