Sumber: Instagram.com/discoverapril |
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada hari tanpa produk
dari pulp yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, mulai dari menulis
catatan harian, mengelap keringat,
mengeringkan tangan, minum, berbelanja, dan lain-lain. Mulai dari rumah,
bekerja di kantor, hingga kembali ke rumah, rasanya tak mungkin tidak bersentuhan
dengan produk seperti kertas, tisu, tas belanja, hingga wadah makanan.
Semua produk tersebut berasal dari pohon. Meskipun memiliki
banyak manfaat, tetap saja produk itu sering dicap sebagai produk yang tidak
ramah lingkungan. Lalu apakah kita bisa hidup tanpa kertas, bahkan kertas saja
saat ini menjadi alternatif pengganti plastik. Namun, kenapa dalam setiap
kampanye lingkungan, tak jarang orang memandang negatif terkait penggunaan kertas.
Deforestasi menjadi masalah yang kerap digaungkan terkait
industri pulp dan kertas, karena kayu yang merupakan bahan baku untuk pembuatan
produk-produk seperti kertas kantor, katalog, glossy, dan lain-lain.
Dampaknya tehadap lingkungan, mulai dari nitrogendioksida,
sulfurdioksida, dan karbondioksida yang dilepaskan ke udara. Lalu, industri
kertas juga dianggap masih menggunakan bahan bakar fosil untuk produksi bahan
baku dan transportasi, sehingga lebih banyak menghasilkan rumah kaca.
Salah satu perusahaan pulp dan kertas di Riau yaitu Asia
Pacific Resources International Limited (APRIL) Group yang merupakan produsen
terkemuka serat, pulp dan kertas. Lalu apa yang dilakukan perusahaan ini, agar
dalam perkembangan bisnisnya tetap dapat
melestarikan lingkungan.
Ternyata, tak hanya bergerak di sisi bisnis dan keuntungan
saja, APRIL Group juga memainkan peran penting dalam perekonomian lokal, dalam
kemajuan Indonesia dalam mencapai Tujuan Pembagunan Berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs) PBB.
Dengan APRIL 2030, APRIL Group berkomitmen memberikan dampak positif
pada iklim, alam, dan manusia. Tentu ini
selaras dengan gagasan Green Economy (ekonomi hijau) yang dicanangkan
oleh pemerintah Republik Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi hijau, diartikan sebagai pertumbuhan
ekonomi yang kuat namun harus selaras dengan keramahan lingkungan yang ada.
Green economy adalah bagaimanan menjalankan
perekonomian berskala makro, tetapi memperhatikan kelestarian alam dan
lingkungan sekitar, terutama hutan yang dikenal sebagai paru-paru bumi.
Pada tahun 2020, APRIL meninjau topik materialnya untuk
meluncurkan komitmen dan target keberlanjutan
jangka panjang. APRIL 2030 berfokus pada peluang nyata untuk menciptakan
dampak positif paling signifikan terhadap iklim, alam, dan manusia, sambil
mengembangkan bisnis secara berkelanjutan (sustainability).
Deforestasi
APRIL memastikan lahan yang dikelolanya telah tersertifikasi
baik nasional hingga internasional. Terkait deforestasi, APRIL berkomitmen
melindungi hutan tanaman dari kebakaran atau risiko kehilangan kayu atau
kerusakan lainnya. Berbagai tindakan
dilakukan untuk melindungi kawasan hutan, termasuk kawasan produksi,
konservasi dan restorasi, serta kegiatan ilegal, yang selalu dipantau.
APRIL berkomitmen kuat untuk nol deforestasi, dan nol
konversi hutan alam dan ekosistem lainnya dengan melindungi wilayah operasi,
serta bekomitmen untuk tidak melakukan pembalakan liar dengan mendukung praktik
terbaik dalam pengelolaan hutan yang diambil kayunya
Kebijakan Tanpa Bakar sudah
diambil oleh APRIl sejak tahun 1993 dan dilakukan secara ketat dan
mematuhi persyaratah hukum pemerintah Indonesia. Berbagai hal juga dilakukan
untuk mengurangi risiko kebakaran mulai
dari pencegahan hingga pemulihan kebakaran dilakukan dengan manajemen yang terstruktur.
Sumber: Instagram.com/discoverapril |
Tak hanya itu, APRIL juga berkomitemen mendapatkan kayu
dengan cara yang bertanggung jawab baik
secara lingkungan maupun sosial sebagai bagian dari pengelolaan hutan berkelanjutan.
Sumber kayu yang dimaksud yaitu hutan tanaman APRIL termasuk
mitra pemasok dan pemasok pasar terbuka, yang dikelolah secara bertanggung
jawab, serta memasok kayu legal dari sumber yang tidak kontroversial, juga
memastikan pemasok kayu berasal dari sumber yang bekelanjutan dan tidak
berkontribusi terhadap deforestasi.
Atasi Dampak Lingkungan
Untuk mengatasi dampak lingkungan tersebut
APRILmengimplemetnasikan beberapa inisiatif untuk mengurangi emisi Gas
Rumah Kaca (GRK), yaitu dengan optimasi pemanfaatan energi terbarukaan. Saat
ini, APRIL memproduksi lebih dari 87 persen kebutuhan energi dari sumber
terbarukan untuk mencapai 90 persen pada tahun 2030, atau lebih cepat.
Sumber: Instagram.com/discoverapril |
APRIL juga sudah merencanakan pemasangan panel surya 20
megawatt di Kerinci pada tahun 2025
mendatanng.
Peningkatan penyerapan karbon juga dilakukan. Dalam memenuhi
target APRIL 2030, dilakukan seperti
restorasi dan konservasi hutan alam, dan pengelolaan perkebunan yang
bertanggung jawab dan praktik pertanian yang lebih baik di lahan gambut. Hal
ini membantu menghindari GRK dan dampaknya.
APRIL juga terus berinvestasi dalam penelitaian dan peralatan untuk medorong inovasi di bidang dekarbonisasi dan juga mendorong efisiensi energi dan uap, yang selanjutnya mengurangi emisi GRK.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut, upaya
APRIL membantu Pemerintah Indonesia mewujudkan green economy sangatlah
besar. Selain membantu pemerintah, dalam mencapai APRIL 2030, APRIL juga
membantu kelestarian lingkungan, iklim, dan masyarakat sekitar.
0 komentar: