Loneliness is My Best Friend |
Beberapa waktu lalu aku sempat hadir dalam sebuah agenda Book Tour penulis buku self healing, Loneliness is My Best Friend. Siapa lagi kalau bukan Alvi Syahrin. Selain bertemu dengan Alvi Syahrin di sana turut hadir penulis buku terkait self healing juga yaitu Ardhi Mohamad.
Sebelum aku datang ke acara meet and greet tersebut, aku sama sekali belum
membaca satu pun karya baik dari Alvi Syahrin maupun Ardhi Mohamad. Aku dapat
info dari FYP TikTok yang tak sengaja lewat di berandaku. Karena sedang tidak
ada kegiatan aku pun memutuskan untuk hadir di agenda yang diselenggarakan di
House of Danar Hadi Surakarta.
Di sanalah aku membeli buku terkait Self Healing yang
berjudul Loneliness is My Best Friend. Buku ini berisi tentang pengalaman Alvi
Syahrin sendiri terkait bagaimana ia melawan kesepian dalam hidupnya, yah
sesuai dengan judul, buku ini bercerita tentang kesepian atau loneliness yang
banyak dihadapi oleh orang-orang dewasa ini.
Gaya bahasa yang digunakan oleh Alvi Syahrin membuat pembaca
seolah-olah sedang mendengarkan curhatan
dari penulisnya, atau mendengar saran-saran dari penulis.Menurutkau, buku ini cocok
dibaca sesuai suasana hati. Tidak harus membaca secara runut seperti membaca
novel.
Lembaran demi lembaran buku Alvi Syarin kubuka, tidak semua kesepian yang dituliskan pernah
kualami, tapi ada beberapa yang memang
kualami. Bagi yang tidak pernah mengalami kesepian mungkin buku ini tidak ada
nilainya, tapi bagi orang yang benar-benar merasakan dan paham apa itu kesepian,
buku ini benar-benar menjadi motivasi penyemangat hati untuk melanjutkan hidup.
Cara Alvi menyapa juga cukup unik, ia menganggap para pembaca adalah seorang
teman. “Hai, ini aku, your loneliness. Lewat buku ini, kita coba jadi teman, yuk?” Begitulah sapaan
awal Alvi Syahrin dalam mengawali buku Loneliness is My Best Friend.
Aku berpikir kalau membaca Loneliness is My Best Friend, hal
pertama yang dilakukan tentu membaca daftar isi, mencari tulisan mana yang
kira-kira sedang relate dengan kehidupan nyata yang pernah atau sedang kualami.
Tak jarang juga, jika ada teman yang curhat tentang masalah
hidupnya, kukirimakan kata-kata ajaib Alvi Syahrin yang relate dengan masalah
kehidupannya.
Loneliness yang ada dalam buku ini dimulai dengan Surat dari
Kesepian; Aku Nggak Punya Sahabat; Ada
tapi Tak Dianggap; Rumah yang Tak Terasa seperti Rumah; Aku Nggak Pernah Punya
Kisah Cinta; Introver, Ekstrover, Bukan Keduanya; Latihan Berteman sama Diri Sendiri;
dan Berdamai dengan Kesepian. Bagaimana? apa Kamu pernah mengalami hal-hal tersebut?
Dari segi visual buku Loneliness is My Best Friend cukup
menarik, didominasi dengan warna hijau dengan gambar pemandangan alam,
rumah-rumah warga dan sebuah lukisan tentang alam dan rumah-rumah warga
tersebut yang bernuansa malam, dihasi dengan bulan sabit dan bintang-bintang.
Cover ini menarik karena dari beberapa buku yang dijual di meja pada acara ini, aku lebih tertarik
dengan buku Loneliness is My Best Friend dibandingkan dengan buku-buku lainnya
yang tentu saja tidak kalah menarik. Maafkan aku yang judge a book by it's cover.
Ada 45 chapter dalam buku ini, setiap chapter dipisahkan
dengan gambar berwarna seperti di cover-nya, dilengkapi
dengan kata-kata dan kalimat singkat.
Alvi Syahrin: Loneliness is My Best Friend |
O ya, Alvi Syarin tidak memenuhi setiap halaman bukunya dengan tulisan,
mungkin dalam satu lembar ia hanya menuliskan satu kalimat, atau beberapa
paragraf saja. Bagi yang malas membaca pasti desain ini
lebih disukai karena tidak semakin menambah beban pikiran.
Alvi Syahrin: Loneliness is My Best Friend |
Alvi Syahrin Orangnya Seperti Apa?
Seperti yang kuceritakan di awal tulisan ini, aku bukan
penggemar berat Alvi Syahrin, bahkan aku
tidak tahu dia siapa sebelum aku datang ke acara ini.
Biasanya, sebelum datang ke sebuah agenda,aku mencari tahu
siapa yang akan kutemui, rekam jejaknya, dan apa saja karya-karyanya. Pertama,
kubuka akun-akun sosial media Alvi Syahrin, semua hanya mengunggah tentang
karya, tidak ada satu pun yang menampilkan wajah, baik itu di TikTok,
Instagram, dan lain-lain, bahkan dalam foto yang ditandai juga tidak ada wajahnya.
Tak menyerah, aku searching di Google, meskipun tidak banyak
tapi ada beberapa yang menampilkan wajahnya. Padahal Alvi Syahrin tidak jelek
lho, tapi entah mengapa ia tidak menampilkan wajah di sosial media. Branding seperti
apa yang ditampilkan oleh Alvi Syahrin? Aku juga tidak tahu.
Aku datang ke lokasi cukup awal dibandingkan lainnya. Saat itu
masih belum ramai, ada seorang pria berjambang datang menyambut orang-orang
yang hadir dan mengatakan selamat datang,serta mengucapkan terimakasih telah
hadir di acara tersebut.
Dari sayup-sayup bisikan yang kudengar dia adalah Alvi Syahrin.
Ratusan orang hadir dalam agenda ini,
ada yang membeli buku baru,
membawa koleksi lengkap buku karya Alvi
Syahrin dan ada juga yang tidak membawa apa-apa.
Saat acara dimulai, Alvi Syahrin menyapa ramah para peserta
yang hadir, memberikan motivasi-motivasi
untuk jiwa-jiwa yang kesepian. Tak lupa ia berpesan kepada yang hadir, untuk tidak menampakkan wajahnya di sosial media, dan ia
ingin permintaan tersebut dihargai oleh fans-fansnya.
Book Tour Alvi Syahrin (kanan) dan Ardhi Mohamad di Solo |
Oh, pantas saja
tidak ada foto Alvi Syahrin di sosial media,
ternyata itu penyebabnya. Alvi mengatakan, jika pun ingin mengunggah foto di
sosial media bisa dengan mem-blur-kan
wajahnya atau menimpa dengan stiker.
Selain daripada itu,
Alvi Syahrin sangat ramah menyapa para fansnya. Di akhir acara tak lupa diadakan tanda tangan
buku Alvi Syahrin dan Ardhi Mohamad. Karena
aku baru saja membeli bukunya, aku pun tak melewatkan kesempatan untuk
mendapatkan tanda tangan dua penulis buku tersebut.
Tanda tangan Alvi Syahrin |
“Kenapa cuma bawa buku Alvi aja, kenapa bukuku enggak?”
tanya Ardhi Mohamad dengan nada bercanda.
Sebagai tambahan, buku self healing dari Alvi Syahrin
ini punya dua seri. Seri pertama
berjudul Insecurity is My Middle Name dan buku kedua Loneliness is My Best
Friend. Kabarnya akan ada seri-seri selanjutnya lho.
Bareng Mba Fita |
Wah pancen oyee. Semoga suatu hari Napik yang booktour, aamiin.
ReplyDelete