Masjid Abu Darda' Pekanbaru |
Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan mengecap Ramadan
1444 H tahun 2023 ini. Ramadan selalu
memiliki cerita menarik dan sulit untuk dilupakan. Kali ini, aku ingin berbagi
pengalaman buka puasa bersama di Masjid Abu Darda’ Pekanbaru.
Masjid Abu Darda’ Pekanbaru adalah masjid berada di Jalan Merak Sakti, Simpang Baru,
Kecamatan, Tampan, Kota Pekanbaru, Riau.
Setiap tahunnya, di bulan Ramadan, Masjid Abu Darda’Pekanbaru selalu mengadakan
buka puasa bersama. Meskipun aku sudah cukup lama di Pekanbaru, aku baru
pertama kali buka di masjid yang berada di Panam ini.
Awalnya, aku dan teman-teman kos di Pekanbaru, Hida, Uli, Hawa, Rizka bingung
ingin berbuka puasa apa di hari itu.
Hida pun mengusulkan untuk berbuka
puasa bersama di Masjid jami’ tersebut.
Hida yang sudah sering
berbuka di sana mengatakan, jika ingin ke sana maka harus berpakaian yang sopan dan ia
menganjurkan kami semua untuk memakai
rok dan berpakaian syar'i.
Kami berangkat hampir pukul 17.45 WIB. Maklum, buka puasa di
Pekanbaru memang sekitar pukul 18.23 WIB.
Selain Aku, Hida,
Uli, Hawa, dan Rizka turut menyertai
juga adik Uli, Joko, dan adik
Rizka, Akmal.
Lokasi kos kami
memang tidak jauh dari Masjid Abu Darda’, sekitar 5 menit sudah sampai
di sana.
Masjid Abu Darda’ memiliki parkir terpisah untuk laki-laki dan
perempuan. Kami pun berpisah laki-laki dan perempuan, sejak masuk
lewat gerbang Abu Darda’.
Kami naik ke lantai
dua menggunakan eskalator yang sedikit banyak membantu agar kami tidak
ngos-ngosan ketika naik tangga.
Ketika sampai di lantai dua,
sudah banyak akhwat yang berkumpul.
Di serambi masjid, juga
sudah disusun minuman kemasan gelas yang sudah diplot lima lima.
Usai dari eskalator, aku mengikuti Hida yang langsung
mengambil teh yang sudah tersedia di dalam
gelas di atas meja.
Salah seorang panitia, atau koordinator bertanya kepada kami
berapa jumlah kelompok kami. Karena kami ada lima orang, itu adalah angka yang cukup untuk 1 plot dan langsung
dipersilahkan untuk duduk.
Jika kurang atau lebih juga langsung dipersilahkan masuk,
bisa bergabung dengan plot yang kurang
dari lima orang, bisa juga membuat kelompok baru.
O ya, di sini tidak boleh mengambil gambar karena bisa kena
tegur. Sebelumnya, kami sempat
ber-selfie, tapi salah seorang panitia menegur kami dan
mengatakan jika dilarang berfoto di masjid dan meminta untuk menghapus foto tersebut.
Kami duduk melingkar, di
tengah-tengah kami ada air mineral kemasan gelas dan teh di gelas yang
kami ambil sebelumnya. Beberapa panitia mulai membbagikan takjil di dalam
piring. Setiap kelompok mendapatkan satu piring takjil berisi gorengan dan
kurma.
Setelah azan berkumandang, kami pun berbuka. Aku dan Hida
membawa es teh jumbo yang sudah kami beli di pinggir jalan saat berangkat.
Usai menikmati takjil, orang-orang mulai beranjak mengambil
air wudhu dan salat mahgrib berjamaah. Setelah salat maghrib, kami kembali
ke tempat kami sebelumnya sambil
menunggu makanan berat datang.
Baca juga: Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed Solo
Berbeda dari sebelumnya, yang tiap plot hanya berisi
lima orang, kini tiap plot harus penuh enam orang. Jika belum pas, maka tidak diprioritaskan.
Makanan berat di Masjid
Abu Darda’ disajikan dengan talam, di
atasnya terdapat nasi yang sudah dicetak dengan mangkuk sejumlah enam.
Kemudian, terdapat sayur-sayuran dan
kerupuk sambal, pada saat itu menu utama buka puasa adalah rendang daging.
Kasihan sekali Rizka karena tidak bisa makan daging sapi.
Bagi yang merasa
kurang, juga boleh nambah jika sudah habis. Uli dan Hawa rela berjalan ke
meja panitia untuk tambahan nasi dan
rendang. Masyaallah nikmat sekali.
Alhamdulillah, hari itu kami bisa berbuka puasa dengan
nikmat. Barakallah untuk orang yang berbagi
buka puasa di bulan Ramadan yang
penuh berkah ini.
0 komentar: